Kamis, 18 Maret 2010

dari unpad sampai ke unwim

Menyeret langkah, menembus kerumunan orang di pasar kaget Unpad Jatinangor. Matahari pagi yang sedikit tak bersahabat mengintip dibalik gunung Manglayang yang berada persis dibelakang pasar kaget Unpad. Pepohonan mulai berguguran dengan daunnya yang berserakan berdampingan dengan para pedagang serta pengunjung yang sewaktu-waktu dapat mengganggu pandangan kearah bangunan-bangunan Unpad.

Tempat ini dijadikan alternatif bagi warga Jatinangor, Rancaekek, Cileunyi. Malahan pasar kaget ini sering kali didatangi orang-orang dari luar, misalnya Bandung bagian timur (Cibiru, Ujung Berung dll) untuk sekedar jalan-jalan atau belanja dalam mengisi weekend.
Pasar kaget hanya ada pada hari minggu saja. Sebagaimana pasar-pasar lajimnya, pasar kaget ini juga menyediakan barang-barang dengan harga yang relatif murah dan kelebihan lain yang dimiliki pasar kaget ini adalah sangat memanjakan mata para pengunjungnya dengan pertunjukan yang menyuguhkan banyak adegan dan peran yang serba dadakan tentunya. Setiap orang sibuk dengan aktifitas masing-masiong. Sebagian orang melolong-lolong menawarkan barang dagangannya, seabgian orang sibuk memilah-miaih barang yang akan dibelinya, sebagian orang sibuk dengan acara kencannya, ada juga sebagian orang yang dengan semangatnya menggerak-gerakkan tubuhnya serta meliuk-liukkan badannya mengikuti gerakan instruktur senam aerobik di lapngan terbuka.

Sebagian orang berseragam, tak henti-hentinya meniup peluit yang menjerit-jerit diantara hiruk-pikuk pasar kaget Unpad. Mereka melambaikan tangan seraya meneriakan instruksi pada pengunjung yang hendak memarkirkan kendaraan mereka. Sesekali pria-pria berseragam tak jelas ini bersenda gurau, mengomentari pengunjung wabuta yang berpenamplan agaj menantang dengan tank top dan hot pants-nya atau saling mengejek dengan bahasa khas mereka yang bisa dibilang rendahan.

Tak ketinggalan performen dari topeng monyet menjadi pemendangan lain disatu sudut pasar kaget. Dengan alat musik seadanya, berupa drum kecil, kecrekan dan gelas-gelas yang dimodifikasi dan peralatn topeng monyet seperti biasanya, monyet itu melompat, berguling, berlari, menghasilkan suara lain yang menambah semarak pagelaran satu minggu sekali ini.

Penjual pakaian mendominasi disetiap jongko yang berderet di jalanan maupun di halaman kampus Unpad. Mulai dari pakaian anak-anak, pakaian orang dewasa, T-shirt hingga pakaian dalam. Harga yang ditawarkan mereka bervariatif, mulai dari sepuluh ribu rupiah hingga lima puluh ribu rupiah. Namun kita tak perlu khawatir akan kualitas barang dagangan itu.

Penjual makanan, baik makanan ringan seperti donat, goreng-gorengan yang bercampur debu hingga makanan berat seperti nasi, bubur ayam kupat tahu gan lain-lain, sudah menjadi pemandangan yang biasa yang akan sering ditemui di pasar kaget ini.

Selain itu pula, hal menarik lainnya yang dapat kita dapati di pasar kaget ini adalah banyaknya pasangan muda-mudi yang memadu kasih, baik di trotoar atau halaman fakultas kampus Unpad. Mereka bercengkerama seraya menyantap semangkok bubur ayam, duduk berdempetan diatas notor, bermain bulu tangkis dengan alat-alat yang mereka bawa sendiri adapula yang menikmati kencan mereka dengan jogging mengitari kampus Unpad, atau duduk mengobrol di tempat sepi di bawah pohon.
Namun saat imi, apabila kita berkunjung ke pasar Unpad, kita akan menemukan sebuah fakta yang paradoks. Paska lebaran kemarin, hangar-bingar pagelaran pasar kaget Unpad, kini berpindah ke kampus tetangga mereka yaitu Unwim. Dengan alasan menjaga ketertiban dan keindahan kampus karena Unpad adalah kawasan pendidikan, bukan tempat berjualan. Hal ini memang sangat ironi mengingat Unwim-pun adalah kawasan pendidikan, bukan tempat berjualan, walaupun saat ini Unwim mengalami kesulitan dibidang finansial yang mengakibatkan Unwim terancam gulung tikar.

Para petinggi Unpad mengerahkan satpol PP Jatinangor untuk memindahkan pasar kaget ini ke Unwim. Hal ini menimbulkan respon yang reaktif dari pedagang, tukang parkir dan siapapun yang mengais rejeki di pasar kaget ini. Mereka berunjuk rasa di depan gedung rektorat Unpad, meneriakkan orasi mereka yang dengan gambling memprotes keputusan para petinggi Unpad itu. Mereka mengeluhkan banyak hal seperti terlalu jauhnya kampus Unwim dari jalan utama sehingga para pengais rejeki ini sedikit kesulitan untuk membawa barang dagangannya.

Para tukang parkir mengeluhkan hal yang berbeda. Mereka berpendapat kurangnya luas tempat parkir menjadi kendala tersendiri bagi pengunjung yang ingin memarkirkan kendaraan mereka. Hal ini mereka rasakan mengurangi pendapatan mereka.

Walau bagaimanapun pasar kaget Unpad, atau mungkin sekarang bertransformasi nama menjadi pasar kaget Unwim, tetaplah pasar kaget. Kendati berpindah tempat, tak menyurutkan animo pengunjung yang ingin mengisi weekend di pasar kaget ini.

Matahari angkuh-pun mendorong tubuh kuning bulatnya tepat keatas kepala kita. Membiaskan sinarnya ke setengah bagian bumi yang menghapanya. Menyengat tanpa ada dispensasi sedikit-pun. Diambang tengah hari, pemeran pagelaran pasar kaget berangsur-angsur pergi, meninggalkan pasar kaget dengan berbagai perasaan serta komentar yang berhamburan dari mulut mereka. Halaman-halaman kampus serta jalanan-jalanan kampus bisa beristirahat dengan tenang, siap untuk kembali memfasilitasi mereka penuntut ilmu dan kembali menggelar pagelaran pasar kaget minggu depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar