Selasa, 23 Maret 2010

10 tips menjaga “good mood” dalam menulis

Soal mood alias suasana hati, keadaan pikiran atau keadaan jiwa memang tidak selamanya berada dalam batas normal. Kadang ada saja suasana yang tidak menyenangkan yang tiba-tiba munvul di tengah konsentrasi kita menulis; seringkali penyebabnya sepele namun dampaknya luar biasa. Misalnya, sedang enak-enak nulis mati lampu..wah gak banget deh…
Berikut tips menjaga good mood dalam menulis.


1.    Cari suasana
Sebelum menulis di computer sebaiknya cari suasana yang nyaman, tenang dan enak. Banyak penulis yang sengaja tidur lebih awal agar di tengah malam ia bisa bengun dan mendapatkan suasan hening yang bisa membantu mood-nya lebih memacu dalam menulis.
2.    Nikmati saat-saat menulis
Ada kalanya mendengarkan musik instrumental, sebagai misal, merupakan pilihan tepat untuk menemani saat-saat menulis. Nah tidak ada salahnya kita menikmati saat-saat menulis di kafe, menyerumput secangkir kopi capucino dan sepiring kacang mete.
3.    Cari pemandangan
memandangi layer computer dalam waktu yang relative lama membuat mata lelah dan badan penat. Tidak ada salahmya posisi duduk atau posisi meja meja computer berdekatan dengan jendela dengan pemandangan yang menyenangkan. Jadi, jika bad mood mulai datang kita langsung bisa memandangi suasana atau menikmati semilir angin melalui jendela.
4.    Kehabisan data
Ini yang menyebabkan si bad itu menggrogoti mood. Seringkali ketika menulis kita terbentur dengan data-data yang ternyata kurang lengkap, bolak-balik ke warnet hanya untuk mencari sebaris kalimat, atau bongkar buku perpustakaan sebagai haban menulis. Kalau ini dilakukan terlalu sering, lama-lama waktu untuk mengumpulkan data lebih banyak dibanding menulis. Ada baiknya data-data itu sudah terkumpul 100% sebelum kita menulis.
5.    Hindari virus menilai karya sendiri
Banyak calon penulis atau penulis pemula yang menjelek-jelekan tulisannya sendiri ketika proses menulis itu sedang berlangsung; baru saja dua halaman sudah tidak yakin atau merasa bah wadua halaman itu adalah tulisan yang tidak maksimal, jelek pemilihan kata, dan tidak pe de untuk dipublikasikan. Tanamkan dalam diri kita bahwa menulis itu adalah sebuah proses kerja keras, namun melalui proses tersebutlah akan menghasilkan sesuatu yang layak diperjuangkan.
6.    Berada di dunia asing
Sudah habis data-data yang diolah, sudah berapa kali terbentur writers blok, sudah tak tehitung berapa pragraf gagal, atau bantak persoalan yang muncul dari tulisan anda. Ini karena dalam proses menulis kita sering sendiri. Tidak ada salahnya sejak awal melibatkan orang lain, misalnya teman, sahabat, guru, editor, atau penulis senior. Mereka berguna untuk tempat berdiskusi dan berbagi persoalan dalam menulis. Apalagi kalau kita memiliki sahabat yang juga penulis senior. Karena, pengalaman mereka bisa dijadikan masukan berharga untuk menjaga good mood.
7.    Cari pemicu
“setiap naskah yang kita buat akan terbit menjadi buku, akan dibaca ratusan dan ribuan orang, akan dapat royalty, akan difilmkan, de es be…!” ini salah satu bentuk kalimat pemicu saja. Nah, kita juga bisa mencari pemicu sendiri, misalkan kalo naskah ini selesai bakalan motong kambing. Pokonya apa saja yang bikin semangat berkobar terus.
8.    Bukan saatnya menunda
jangan menunda-nunda proses menulis naskah. Bikin target kapan naskah ini harus selesai, berapa halaman dalam satu hari bisa diselesaikan, dan berapa banyak waktu yang sengaja dikhususkan untuk menulis proyek naskah ini.
Jangan terlalu sering diselingi dengan aktifitas lainnya. Apalagi kalau menunda-nunda menyelesaikan naskah, eh tahu-tahu sudah mengendap selam dua tahun.
9.    Target tapi tetap santai
meski kita tahan duduk lebih dari delapan jam di depan layer computer, tapi tetap saja yang namanya tubuh ada mekanisme tersendiri yang perlu diperhatikan. Ngejar target iya, tapi tubuh juga perlu istirahat, makan-minum, dan menghirup udara segar. Buat apa begadang tujuh malam hanya untuk menyelasaikan naskah tapi hasil naskah tidak cukup untuk biaya pengobatan di rumah sakit.
10.   Niat itu paling penting
Yupz, untuk menjaga good mood itu sebenarnya berpusat pada niat. Niat yang akan menggerakan semua potensi yang kita miliki untuk menjaga mood kita tetap baik dan konstan. Misalnya saja, jika niat kita menulis untuk ibadah, nah tentu saja setiap huruf  yang kita pilih akan bernilai pahala. Tentu ini akan menambah motivasi kita untuk menyelesaikan naskah. So, renew niat kita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar